Minggu, 27 Desember 2015



MAKALAH
PENERAPAN SISTEM INFORMASI
STOCK CONTROL MATERIAL PT. AUTOTECH INDONESIA
(Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen)
Bapak : Edi Susanto

Disusun Oleh :            KELOMPOK  DUA

SUMIYATI
RIZKY FIRMANSYAH
HILDA FAUZIAH
HERIYONO
RITNO D



SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
STIE DR. KHEZ MUTTAQIEN PURWAKARTA
2015-2016
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT yang telah melimpahkan ilmu Shalawat serta semoga tercurah kepada Rasul beserta keluarganya
            Sebuah makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen. Dalam tugas ini kami membahas tentang “Penerapan sistem informasi stock control material”.
Untuk itu kami meneruskan pembahasan selanjutnya agar kita lebih memahami dan mengerti apa dan bagaimana penerapan hasil sistem informasi persediaan sehingga dapat berjalan dengan baik.
            Semoga makalah yang kami susun dapat menjadi dasar dan acuan agar dapat lebih kreatif dalam pembuatan sebuah laporan atau makalah. Dan bermanfaat bagi para pembaca agar menambah wawasan dan pengetahuannya. Atas perhatiannya, kami ucapkan terimakasih.



Purwakarta, Oktober   2015
                                    
                                                                                     Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................   i
DAFTAR ISI.........................................................................................   ii
BAB I PENDAHULUAN
   1.1 Latar Belakang...............................................................................    1
   1.2 Rumusan Masalah..........................................................................    2
   1.3 Ruang Lingkup...............................................................................   3
   1.4 Tujuan penulisan.............................................................................   3
   1.4 Manfaat penelitian..........................................................................   5
   1.5 Metode penelitian...........................................................................    5
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAAN
   2.1 Gambaran Umum Perusahaan........................................................    9
     2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan.......................................................   9
     2.1.2 Komponen Matrik Sistem.........................................................  11
   2.2 Landasan Teori...............................................................................   12
     2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen .................................   14
     2.2.2 Pengertian P.P.I.C.....................................................................   15
     2.2.3 Pengertian Persediaan...............................................................   17
BAB III  PEMBAHASAN
    3.1 PEMBAHASAN.......................................................................... 20
    3.2 Flow Chart Program...................................................................... 23
  3.3 Fitur standar software..................................................................... 33
BAB IV PENUTUP
  4.1 Kesimpulan...................................................................................... 35
  4.2 Saran................................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 37













BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Akhir-akhir ini persaingan ekonomi suatu usaha semakin pesat, sehingga perlunya pemikiran yang semakin kritis atas pemanfaatan sumber dana dan sumber daya yang ada. Pada dasarnya perusahaan yang didirikan memiliki tujuan, dan tujuan utama perusahaan adalah bagaimana perusahaan dapat menjaga kelangsungan hidupnya dan menjaga usahanya agar tetap dapat bertahan dan berkembang maka diperlukan upaya untuk penyempurnaan, meliputi peningkatan, produktifitas, cepat waktu serta mudah dipahami untuk penyampaian tujuan perusahaan dalam segala bentuk persaingan.
Pada sebuah perusahaan atau instansi besar maupun kecil selalu ada stock control terutama stock control material untuk proses produksi, dengan sistem stock control yang baik berpengaruh sekali bagi perkembangan dan kemajuan suatu perusahaan atau instansi terutama yang bergerak dalam bidang produksi. Sistem stock control yang kurang baik akan berpengaruh terhadap aspek lain, seperti kurangnya kepercayaan konsumen atau pelanggan terhadap perusahaan.
PT. Autotech Indonesia salah satu perusahaan yang memproduksi sparepart mobil di Indonesia. Akan tetapi sistem stock control material yang terdapat di PT. Autotech Indonesia ini masih memerlukan banyak data yang harus dibuka, banyaknya dokumen yang diperlukan serta belum adanya sistem yang menunjang kebutuhan perusahaan, sehingga memungkinkan terjadinya banyak kesalahan yaitu selisih antara stock yang ada dengan pemakaian material serta akan memakan waktu yang lama dalam perhitungan dan penyajian informasi stock control material kepada pimpinan. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis memilih judul ”PENERAPAN SISTEM INFORMASI STOCK CONTROL MATERIAL PADA PT. AUTOTECH INDONESIA”.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimanam sistem informasi  material persediaan di PT AI, apakah sudah berjalan dengan baik .?
1.3  Ruang Lingkup
Berdasarkan permasalahan yang ada maka penulis membatasi ruang lingkup yang akan dibahas mulai dari proses penginputan data material kedatangan, pengeluaran material sampai menghasilkan laporan stock control material.
1.4  Tujuan Penulisan
Sistem ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan permasalahan pada sistem perhitungan stock control material yang dinilai masih memakan waktu lama pada PT. AUTOTECH INDONESIA.
  1. Untuk mengetahui bagaimana sistem informasi stock control material yang sedang berjalan di PT. AI  yang sesuai dengan kebutuhan user.
  2. Untuk mengetahui tingkat waktu yang diperlukan sistem informasi yang berjalan saat ini dalam pengambilan keputusan laporan stock control material pada PT. AI
  3. Merancang sistem informasi yang terkomputerisasi sebagai solusi untuk pemecahan masalah yang ada pada stock control material PT. AI
1.5  Manfaat Penelitian
Hasil suatu penelitian yang dilakukan, diharapkan mampu memberikan manfaat diantaranya.
  1. Agar terciptanya suatu sistem informasi stock control material yang lebih cepat dan akurat.
  2. Memberi sajian aplikasi yang mudah dengan menggunakan komputerisasi yang lebih baik sehingga menghasilkan informasi maupun laporan-laporan yang terkontrol baik.
  3. Dapat membantu admin dalam pengolahan data sehingga dapat terarah serta lebih cepat waktu dalam melakukan pekerjaan dalam perusahaan tersebut.
  4. Memberikan pengalaman kepada penulis untuk menerapkan dan memperluas wawasan penerapan teori dan pengetahuan yang telah diterima didalam perkuliahan pada kegiatan nyata.

1.6   Metode Penelitian

A.    Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode dengan cara          mengumpulkan dan menggambarkan data mengenai keadaan secara langsung dari lapangan atau objek dari penelitian untuk mendapatkan data       secara relevan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam mencari,   mengumpulkan data serta mengolah informasi yang di perlukan

B.     Metode Observasi

Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada PT. Autotech Indonesia khususnya di divisi PPIC and Warehouse serta divisi lain yang terkait sebagai bahan untuk menulis       laporan penelitian

C.    Metode Wawancara (Interview)

Penulis melakukan wawancara secara langsung dengan kepala bagian PPIC and Warehouse yaitu bapak wahyu sudarmanto ST tentang bagaimana prosedur stock control material yang berjalan saat ini masih terdapat kekurangan pada proses pencatatan keluar dan masuknya material, penulis juga melakukan interview langsung kepada bagian admin warehouse tentang sistem stock control material yang sedang berjalan, apa saja yang menjadi kekurangan pada sistem tersebut, dan bagaimana langkah kedepannya untuk memperbaiki sistem tersebut, sehingga hasil dari penelitian ini dapat membantu kelancaran proses stock control material pada PT. Autotech Indonesia.

D.    Metode Pustaka (Library Research)

Pada metode ini penulis membaca beberapa referensi yang ada dan bahan bacaan lainnya yang berhubungan dengan pembahasan ini sebagai pertimbangan dalam membuat penelitian. Metode ini bertujuan untuk mendapatkan data dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan sistem penulisan dan mempelajari unsur-unsur objek yang diteliti. Metode Pustaka ini dilakukan pada perpustakaan tempat penulis kuliah dan pepustakaan umum

E.     Sumber Data

Sumber-sumber data yang dibutuhkan dalam hubungannya dengan pengumpulan data dikelompokkan menjadi :

  1. Sumber data primer, diperoleh dari narasumber-narasumber yang berhubungan dengan objek penelitian. Dalam hal ini adalah stakeholder dan staf dari divisi PPIC and warehouse perusahaan.
  2. Sumber data sekunder, diperoleh dari buku-buku literature, dan sebagainya, yang didalamnya memuat informasi-informasi yang diperlukan dalam penyusunan tugas.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Gambaran Umum Peusahaan
   2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. AUTOTECH INDONESIA
PT. AUTOTECH INDONESIA (Perseroan) didirikan berdasarkan Undang – Undang No.1 tahun 1967 yang diperbaharui dengan Undang – Undang No.11 tahun 1970, berdasarkan akta notaris Gde Kertayasa, SH No.46 tanggal 15 Maret 1996 yang disetujui oleh menteri Kehakiman dengan surat keputusan No. C2-3163.HT.02.TH.97 tanggal 28 April 1997 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No.89 tanggal 6 November 1998, tambahan No. 6200. Anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Nora Indrayani S.H No.19A tanggal 21 Sepetember 2010, mengenai perubahan susunan direksi dan komisaris. Perubahan ini telah diterima dan dicatat di sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-AH.01.10-27758 tanggal 1 November 2010.
Kegiatan operasional perusahaan telah memperoleh persetujuan Menteri Negara Investasi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dalam suratnya No.579/III/PMA/2002 tertanggal 14 Juni 2002, sehubungan dngan perstujuan President tentang Penanaman Modal Asing.
Berdasarkan pasal 2 Anggaran Dasar PT, AUTOTECH INDONESIA, ruang lingkup kegiatan perusahaan terdiri atas pembuatan dan perakitan komponen – komponen kendaraan. Perusahaan berdomisili di Purwakarta dan memulai produksi pada April 1997.

1.      Data Perusahaan
Nama                                 : PT. AUTOTECH INDONESIA
Phone                                : (0264) 351013, 351014 (Hunting), 351015
Faximile                            : (0267) 351012
Land Area                         : 20.125 m2
Factory Area                     : 2900 m2
Jumlah Karyawan             :- Lokal            : 195 orang
 -Asing                        : 3 orang
2.         Produk
Produk utama PT. Autotech Indonesia untuk saat ini adalah batang kemudi untuk Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Daihatsu Granmax, Terios/Rush, Isuzu Panther, Honda Brio, HINO Dutro dan Suzuki APV. PT. Autotech Indonesia akan melakukan Pengembangan jenis produk sehingga ruang lingkup bisnis perusahaan dapat berkembang.
3.         Pelanggan utama dari PT. Autotech Indonesia :
a.       PT. Astra Daihatsu Motor
b.      PT. Mesin Isuzu Indonesia
c.       PT. Hino Motor Manufacturing Indonesia
d.      PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia
e.       PT. JTEKT Indonesia
f.       Summit Fuji Kiko Kurata Manufacturing Co.Ltd.Thailand.
2.1.2 Komponen Matrik Sistem Informasi Manajemen

No
Kegiatan Informasi Sistem
Hardware
Software
Network
SDM
Data
Produk Informasi








1
Pemasukan Data
 CPU/PC






Penerimaan barang hasil produksi (FG)

KRISHAND IVENTORY SYSTEM
Tampilan (Web Server) - Windows 8
USER : ADMIN PPIC
Inventory Transaction
BPHP (Bukti Penerimaan Hasil Produksi)



Akses Data (Database AS 400) DELPHI PROGRAM
SPECIALIST : SUPERVISOR


















2
Pemrosesan







Inventory Finished Goods Report
CPU /PC
KRISHHAND IVENTORY System)
Akses Data (Database AS 400) DELPHI .
Adm, SPV, Sect.Head, Operator
Inventory Transaction
MTD (Month To Date) / Laporan harian,bulanan




(Receive Materials
data penerimaan, pengeluaran, pengembalian barang








3
Penyimpanan







Basis Data
Server IBM 720
KRISHAND SYSTEM
Akses Data (Database AS 400) delphi program
IT
Dikelola oleh IT Dept
Dikelola oleh IT Dept




























4
Keluaran







Pengiriman barang ke Produksi

Krishand iventory
Tampilan (Web Server) - Windows 8
Operator ppic

BPPB (Bukti Permintaan Penyerahaan Barang)

Pengiriman barang ke Customer


Akses Data (Database AS 400)delphi program

SURAT JALAN















5
Kendali















Monitoring  :






a.
Stock month to date
CPU/PC
MS. Excel 2010
Server : PPC
Admin
Inventory FG
On Line
b.
Delivery Report
CPU/PC
MS. Excel 2010
Server : KI
Admin
Inventory FG
On Line
c.
Rekap Transaksi Inventory
CPU/PC
MS. Excel 2010
Server : KI
Admin
Inventory FG
On Line









Evaluasi :







KPI (Key Peformance Indicator)
CPU/PC
MS. Excel 2010
Server : P2
Warehouse Manager
FG Monthly Report
Key Performance Indicator Report









Koreksi :







Perbaikan data Persediaan (Inventory)
CPU/PC
KRISHAND
Tampilan (Web Server) - Windows Server 8
Adm (Opr),             Sect.Head (Approve 1), GM (Approve2) ,             ppic Dept (Approve3)

Formulir Koreksi Data Persediaan




Akses Data (Database AS 400)















2.2.    LANDASAN TEORI
2.2.1  Pengertian Sistem Informasi Manajemen
            Sistem Informasi Manajemen (SIM) menurut beberapa pakar dibidang teknologi informasi adalah serangkaian sub-sistem informasi berbasis komputer yang terkoordinasi, menyeluruh dan terpadu. Sehingga mampu memilih, menyimpan, mengelola dan menarik kembali data olahan, serta dapat menyediakan informasi bagi para pemakai dengan kebutuhan serupa. Umumnya terdapat suatu divisi yang mendukung fungsi operasi, manejemen serta untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Divisi ini memanfaatkan perangkat keras (Hardware), dan perangkat lunak (software), pedoman prosedur, model manajemen dan keputusan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan output dari simulasi matematika. Infomasi output digunakan oleh user dalam perusahaan saat membuat keputusan dalam memecahkan masalah.
            Menurut Barry E.Cushing dalam Jogiyanto (2005), sistem informasi manajemen adalah kumpulan dari manusia dan sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk mengahasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.
            Sedangkan menurut Frederick H.Wu dalam Jogiyanto (2005), sistem informasi manajemen adalah kumpulan-kumpulan dari sistem-sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung manajemen.             Menurut Gordon B.Davis (1985) sistem informasi manajemen adalah suatu serapan teknologi baru kepada persoalan keorganisasian dalam pengolahan transaksi dan pemberian informasi bagi kepentingan keorganisasian.
            Masih menurut Gordon.B Davis, dalam Jogiyanto (2005) sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem yang melakukan fungsi-fungsi untuk menyediakan semua informasi yang mempengaruhi semua operasi organisasi.
            Menurut George M.Scott, sistem informasi manajemen adalah serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar criteria mutu yang telah ditetapkan.
            Jadi dari beberapa definisi tersebut,dapat dirangkum bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan dari interaksi sistem-sistem dan sub-sistem informasi terkoordinasi yang menghasilkan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan manajemen.
2.2.2  Pengertian PPIC
            PPIC adalah singkatan dari Production Planning and Inventory Control yaitu suatu departement dalam suatu organisasi perusahaan yang berfungsi merencanakan dan mengendalikan rangkaian proses produksi agar  berjalan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan serta mengendalikan jumlah inventory agar sesuai dengan kebutuhan yang ada.
            Inventory atau barang persediaan merupakan aset perusahaan yang berupa persediaan bahan baku/raw material, barang-barang sedang dalam proses produksi, dan barang-barang yang dimiliki untuk dijual. Karena  inventory disimpan di gudang, maka manajemen inventory  dan gudang sangat berkaitan. Pergudangan sendiri adalah kesatuan komponen didalam Suplay Chain  product. Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang nya, sampai digunakan dalam proses produksi. Fungsi  penyimpanan ini sering disebut ruang persediaan, gudang bahan baku, dll. Perusahaan besar atau kecil, untuk pengadaan dan penyimpanan barang ini diperlukan biaya besar. Biaya penyimpanan ini setiap tahun umumnya mencapai sekitar 20 – 40% dari harga barang Untuk itu diperlukan strategi atau manajemen inventory yang baik agar biaya persediaan optimum.
Dalam Struktur Organisasi  ada beberapa variasi untuk  mempertegas fungsi Planning dan Gudang (material ware house dan Final Product ware house), untuk  kondisi seperti ini, PPIC bertanggung jawab pada   : Sedangkan aktivitas pergudangan, seperti;
a.       Penerimaan, Penyimpanan, dan pengiriman raw material ke bagian processing,
b.      Penerimaan, Penyimpanan, dan pengiriman final product ke Customer,
c.       Mengoperasikan Sistem informasi,
Umumnya dibawah kendali  Head Ware House setingkat Supervisor atau Manager, disesuaikan dengan Lingkup tanggung jawabnya.

2.2.3. Pengertian persediaan
Persediaan adalah bagian utama dalam neraca dan seringkali merupakan perkiraan yang nilainya cukup besar yang melibatkan modal kerja yang besar. Tanpa adanya persediaan barang dagangan, perusahaan akan menghadapi resiko dimana pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan dari para pelanggannya. Tentu saja kenyataan ini dapat berakibat buruk bagi perusahaan,
karena secara tidak langsung perusahaan menjadi kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seharusnya disapatkan.
Pengertian Persediaan Menurut Ahli
Menurut (standar akuntansi keuangan, 1999)  pengertian persediaan adalah aktiva:
a.       Yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
b.      Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan atau
c.       Dalam bentuk bagan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Menurut Skousen, Stice, Stice (2004:653), ”persedian ditujukan untuk barang-barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal, dan dalam kasus perusahaan manufaktur, maka kata ini ditujukan untuk proses produksi atau yang ditempatkan dalam kegiatan produksi”.
a.      Jenis – jenis persediaan
Persediaan pada setiap perusahaan berbeda dengan kegiatan bisnisnya.  Persediaan diklasifikasikan sebagai berikut:
1)      Persediaan Barang Dagang
Barang yang ada digudang dibeli oleh pengecer atau perusahaan dagang untuk dijual kembali. Barang yang diperoleh untuk dijual kembali diperoleh secara fisik tidak diubah kembali, barang tersebut tetap dalam bentuk yang yang telah jadi ketika meninggalkan pabrik pembuatnya.
Dalam bebrapa hal dapat terjadi beberapa komponen yang dibeli untuk kemudian dirakit menjadi barang jadi. Misalnya, sepeda yang dirakit dari kerangka, roda gir dan sebagainya serta dijual oleh pengecer sepeda adalah salah satu contoh.
2)      Persediaan Manufaktur
a)      Persediaan Bahan Baku
Barang berwujud yang dibeli atau diperoleh dengan cara lain (misalnya dengan menambang) dan disimpan untuk penggunaan langsung dalam membuat barang untuk dijual kembali. Bagian dari suku cadang yang diproduksi sebelum digunakan kadang-kadang diklasifikasikan sebagai persediaan komponen suku cadang.
b)      Persediaan Barang Dalam Proses
Barang yang membutuhkan proses lebih lanjut sebelum penyelesaian .
c)      Barang Jadi
Barang yang sudah selesai diproses dan siap untuk dijual.
d)     Persediaan Rupa – rupa
Barang seperti perlengkapan kantor kebersihan dan pengiriman, persediaan ini biasanya dicatat sebagai beban penjualan umum.















BAB III
PEMBAHASAN
3.1  PEMBAHASAN
               Pengertian persediaan bahan baku menurut PT.Autotech Indonesia merupakan bahan dasar produksi yang di sediakan sesuai dengan kebutuhan produksi yang mengarah dan sesuai kebutuhan atau permintaan konsumen / Customer. Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi akan memerlukan persediaan bahan baku. Dengan Tersedianya persediaan bahan baku maka diharapkan perusahaan industri dapat melakukan proses produksi sesuai kebutuhan atau permintaan konsumen. Selain itu dengan adanya persediaan bahan baku yang cukup tersedia di gudang juga diharapkan dapat memperlancar kegiatan produksi/ pelayanan kepada konsumen perusahaan dari dapat menghindari terjadinya kekurangan bahan baku. Keterlambatan jadwal pemenuhan produk yang dipesan kosumen dapat merugikan perusahaan dalam hal ini image yang kurang baik.
1.      Metode pencatatan yang digunakan di PT.Autotech Indonesia
     Sistem pencatatan yang digunakan oleh PT. Autotech Indonesia adalah sistem perpetual, yaitu sistem dimana setiap persediaan masuk dan keluar selalu dicatat dalam pembukuan tetapi dalam hal ini PT.Autotech Indonesia tidak mencatatnya dalam jenis pembukuan, melainkan PT.Autotech sendiri sudah mempunyai sistem yang lebih canggih dan praktis lagi, yaitu menggunakan sistem yang bernama KRISHAND.
Krishand Inventory adalah software stock barang yang dapat digunakan  untuk mengontrol penerimaan dan pengeluaran barang di dalam perusahaan Anda. Krishand Inventory mencakup transaksi mutasi barang baik yang berhubungan dengan pihak eksternal maupun pihak internal. Dengan menggunakan software Krishand Inventory, maka saldo persediaan barang dapat diketahui setiap saat dan perhitungan harga pokok      penjualan menjadi lebih cepat, mudah, dan akurat.
KRISHAND ini berfungsi sebagai pengganti pembukuan, karena setiap traksaksi penerimaan atau pengeluaran selalu melewati sistem ini, material apa saja yang masuk atau keluar akan di input ke dalam sistem tersebut. Yang menerima atau mengeluarkan persediaan atau bahan baku akan mendapat bukti “Bukti Penerimaan Barang” sedangkan yang mengeluarkan persediaan untuk produksi (internal) akan mendapatkan “Bukti Pengeluaran Barang” adapun untuk barang yang di kembalikan karena rusak atau di sebut Not Good (NG)yang akan dikembalikan kepada pemasok persediaan bahan baku (supplier) akan diberikan “Bukti Pengembalian Ke Supplier”.
Contoh :
Sumber : SistemPersediaan PT. Autotech Indonesia
Gambar 1.1
Sumber:
Sistem Persediaan PT. Autotech Indonesia
Gambar 1.2
Contoh : Bukti Penerimaan Barang
Sumber:
Sistem Persediaan PT. Autotech Indonesia
Gambar 1.3

Contoh Bukti Pengeluaran Barang
Sumber:
Sistem Persediaan PT. Autotech Indonesia
Gambar 1.4

Contoh Bukti Pengembalian Barang Ke Supplier
           



3. 2. flowchart  program
START
    3.2.1 flowchart program menu utama
TAMPILAN MENU UTAMA
PILIHAN MENU
 




SUPLIERR
MASUKAN KODE BARANG
BARANG MASUK
PERSEDIAAN
BARANG KELUAR
MASUKAN KODE BARANG
MASUKAN KODE BARANG
MASUKAN KODE BARANG
RETURN
MASUKAN KODE BARANG
 




BACA DATA BASE
BACA DATA BASE
BACA DATA BASE
BACA DATA BASE
BACA DATA BASE
 
ADA ?
ADA ?
ADA ?
ADA ?
ADA ?
 


                         
Ambil data
SIMPAN KE DATA BASE
Tampilkan data
Tambahkan ke data lama
Buat data base baru
SIMPAN KE DATA BASE
                                               
stop
Tampilkan data
stop
Simpan ke data base
stop
Simpan ke data base
stop
stop
 






                                    Flow chart tampilan utama

Dalam sistem krishand ini kita dapat melihat persediaan apa saja yang telah masuk dan keluar baik yang kembalikan, tetapi di sertai juga pengendalian fisik juga seperti pengecekan aktualnya.
A. Pengendalian Persediaan Bahan Baku
            Pengendalian merupakan kegiatan untuk menentukan tempat dan komposisi dari persediaan bahan baku sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta kebutuhan pembelanjaan perusahaan dengan efktif dan efisien
Pengendalian di PT. Autotech Indonesia salah satu cara dilakukan dengan cara melihat schedule delivery ke customer / pelanggan, dan menyiapkan material sesuai kebutuhan produksi seperti yang sudah di lampirkan di prosedur pembelian.
Bagian PPIC memberikan schedule pembelian bahan baku pada setiap pemasok / supplier dalam waktu perbulannya dan akan di bagi dalam perharinya. Schedule supplier diberikan sesuai jumlah PO yang      telah di pesan.
Bagian follow up material pengendalikan kedatangan persediaan sudah sesuai schedule atau tidak. Pengendalian internal juga dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan cara melihat aktual persediaan di gudang raw material apakah akan memenuhi untuk proses produksi untuk perharinya.
B. Metode Penilaian Persediaan Bahan Baku
            Ada beberapa jenis metode persediaan bahan baku, diantaranya adalah FIFO, LIFO dan AVERAGE. Di PT.Autotech Indonesia           menggunakan metode First In First Out (FIFO), yaitu metode penilaian     persediaan yang menganggap barang yang pertama kali masuk diasumsikan keluar pertama kali pula.
Pada umumya perusahaan menggunakan metode ini, sebab metode ini perhitungannya sangat sederhana baik sistem fisik maupun sistem perpetual akan menghasilkan     penilaian persediaan yang sama.
            Metode FIFO yang berjalan di PT. Autotech Indonesia salah satu alasannya adalah Karena bahan baku itu sendiri bersifat barang yang cepat mengalami penyusutan. Yaitu mudah berkarat karena terbuat dari besi.
Jadi metode ini benar – benar harus di terapkan dan di jaga demi menjaga kualitas dari persediaan tersebut, karena jika bahan baku itu tidak berputar      sesuai   metode FIFO dengan baik dan benar bisa menyebabkan barang yang awal masuk tersimpan lebih lama dan terjadi pelembabpan  pada persediaan yang mengakibatkan kualitas dari bahan baku tersebut tidak baik atau (Not Good)
,itu semua dapat berakibat pada biaya (Cost) produksi yang semakin meningkat. Pengendalian FIFO ini dikendalikan oleh semua member gudang terutama operator gudang itu sendiri yang bertugas untuk memindahkan bahan baku yang datang dari supplier atau subcon. Karena barang yang datang lebih awal akan di simpan di rak material dengan posisi lebih di depan, sehingga operator supply akan mensupply barang ke line produksi dengan barang yang berada di posisi paling depan. Sehingga yang pertama masuk, akan menjadi barang pertama yang akan di produksi.
            Pengendalian persediaannya dilakukan dengan mengecek stok aktual yang ada di gudang persediaan, dan segera menginformasikan keterlambatan pengiriman dari supplier agar tidak terjadi stopline produksi yang mengakibatkan terhambatnya pengiriman ke pelanggan atau customer yang dapat berpengaruh pada pendapatan bahkan menambah biaya produksi yang percuma.
Untuk mencegah kekurangan persediaan yang di akibatkan dari keterlambatan bahan baku persediaan dari pemasok/supplier, maka gudang persediaan harus memiiki stok bahan baku minimal untuk stok satu hari produksi.
a.      Registrasi  New Item dan Material
            Setiap Item Product harus memiliki Item Code. Begitu pula Setiap material dan supporting material yang digunakan sekecil apapun harus tercoding. Ada dua  jenis material, pertama Raw material, yaitu seluruh material yang digunakan dalam proses pembentukan produk, dan kedua yaitu Supporting material, yaitu material pembantu, yang digunakan untuk melengkapi unit Final product, seperti plastic packaging, sticker, cartoon box, kertas label, dll.  Code untuk Regristasi ini berupa urutan numerik/angka. Kode numerik digunakan agar dapat terbaca oleh sistem. Dalam perkembangannya, untuk mempermudah  input data, kode angka dikonversi lagi kedalam barcode,         sehingga proses input  menggunakan scanner. Selain untuk             mempercepat  waktu iniput, proses scanning  menghasilkan data yang sangat akurat dengan tingkat human error sangat rendah.
            Item-item baru biasanya didapat  dari bagian R&D, setelah melalui uji coba dan berhasil, setelah di verifikasi oleh Quality Control (QC), produk baru harus diregristasi oleh PPIC lengkap dengan  komponen penyusun         dan formulasi per unit produk ( Material Requirement Planning/MRP ).


                        Bagian Penerimaan Barang ( receiving) bertugas menerima barang   dari Supplier. User dibagian penerimaan akan         menginputkan data     barang ke sistem dengan mengambil data dari tabel pemesanan barang             atau PO (Purchase Order). User         dibagian Receiving akan melakukan   pengecekan terhadap barang yang dikirimkan oleh Supplier.
             Bila jumlah barang yang datang sudah sesuai dengan jumlah barang yang ada pada PO maka Bagian Penerimaan Barang     dapat langsung mem-  posting            data transaksi tersebut dan membuat laporan penerimaan      barang atau Receiving Report             (RR)    untuk diserahkan ke Bagian    Accounting khususnya Account Payable. User di Bagian Accounting akan   memeriksa       formulir pemesanan, invoice dan laporan penerimaan guna         memproses pencatatan hutang dan     proses pengajuan         pembayaran.    Bila terjadi masalah misalnya barang yang            datang dari supplier tidak       sesuai dengan kualitas yang ditetapkan             perusahaan, barang sudah       atau mendekati kadaluwarsa (expired) atau   masalah lainnya maka Bagian             Penerimaan dapat        melakukan transaksi    pengembalian barang ke          supplier atau (retur).
            Transaksi pengembalian          barang (retur) juga dapat         dilakukan dari             gudang namun pengembalian secara fisik       tetap dilakukan dari Bagian    Penerimaan Barang. Laporan transaksi pengembalian barang retur) akan       ditujukan         ke Bagian        Accounting untuk memberikan informasi       bahwa barang yang             diterima           telah dikembalikan lagi ke supplier.
b.      Pengelolaan Inventory atau barang persediaan
            Barang persediaan terdiri dari : 1) Material dan Supporting Material, 2)       Work In Process (WIP), dan 3) Final Product.
            Material dan Supporting Material (M&SM). Ada dua hal yang  harus          selalu diperhatikan untuk pengadaannya, yaitu;
            1) M&SM  tanpa melihat order customer ,
            2) M&SM  berdasarkan order customer.
            Dengan pertimbangan minimalisir biaya pengadaan dan buffer, memiliki     stock M&SM dalam batas optimum dengan         beberapa metode peramalan    memberikan jaminan akan kelancaran proses ( fluently production       process)
            Namun tidak  menutup kemungkinan adanya  emergency  order atau  order            spesial sehingga menyebabkan keluarnya          Bill of material (BOM)           setelah             kedatangan order customer atau setelah arrange order  (            master production       schedulle/MPS )
c.       Work In Process ( WIP ). Kondisi ideal, tahapan process dari satu station ke station lainnya berlangsung secara continue. Namun ada beberapa proses memerlukan pengelolaan khusus, akibatnya  produksi  terbagi kedalam beberapa divisi berdasarkan proses. Pergeseran barang ½ jadi terkadang tidak bisa sempurna  atau satu banding satu. Karena aspek kerumitan dan ongkos pengerjaan yang ekonomis, produk dari Divisi A yang menjadi bahan baku untuk proses di divisi B, terkadang  tidak  dibuat pas atau sesuai dengan order customer, mempertimbangkan aspek yang saya sebut sebelumnya, quantity yang diproduksi kadang berlebih. Inilah yang disebut WIP,  bagian PPIC bertanggung jawab penuh dalam mengendalikan  barang persediaan jenis ini. Peranan Sistem Informasi dan penerapan logic proses yang tepat dapat  menjamin pengendalian WIP. PPIC akan selalu dapat memantau  progress produksi di semua tahapan proses.

d.      Final Product. Barang persediaan jenis ini relatif  lebih mudah dikendalikan, karena  posisinya sudah di tahap akhir, dengan manajemen ware house yang baik, pengendalian final product bisa dilakukan dengan baik. Poinnya, PPIC harus secara real time dan up to date dalam menerima informasi mengenai final product siap dikirim ke customer.

            Adapun Istilah lain dari Alokasi Order yaitu Dispatching, aktivitas pengeluaran work order/perintah kerja pada bagian produksi terkait. Item-item produk yang  ter-alokasi berarti sudah memiliki  raw material yang complete. Yang perlu diperhatikan dalam  melakukan alokasi & Monitoring order :
1)      PPIC memastikan kesiapan capasitas produksi, biasanya untuk order-order dengan kapasitas yang melebihi, jika masih berada direntang capasitas produksi yang disepakati, dan sudah terinput ke dalam database, asumsi yang digunakan yaitu bagian produksi  setuju berapapun  jumlah   order yang diturunkan selama tidak melebihi capasity. Sistem Line        memberikan fleksibilitas tinggi. PPIC dapat menerapkan sistem buka-tutup, menambah kapasitas di line tertentu, dengan terlebih dahulu mengurangi atau bahkan menutup line lainnya,  tentunya      dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan produksi, terutama perihal capasitas mesin    dan ketersediaan personel.
2)      Mengkomunikasikan ke bagian Sales, untuk diteruskan ke Customer,          jika karena sesuatu hal, harus dilakukan schedule yang  berbeda, terutama jika terjadi percepatan dan perlambatan penyelesaian.
3)      Melakukan response yang cepat jika terjadi masalah yang     menyebabkan keterlambatan, denan mengambil option re-Schedulling atau mengontrol Delay.
4)      Memastikan  order yang sudah ter-alokasi ( dalam sistem) ter-Print out        agar bisa dikerjakan oleh bagian produksi. Ini sangat penting, karena  print out  Work order menjadi dasar bagi personel di lantai produksi. Untuk itu Work Order harus memberikan Informasi-informasi penting terkait :
a.       Nama item product,
b.      Component Material,
c.       Code numeric atau      Barcode,
d.      Quantity,
e.       Tanggal mulai produksi ( start date ) ,
f.       Tanggal target selesai ( Finish Date),
g.      Info lain terkait dengan Spesifikasi product  ( warna, dimensi, dll)
h.      No. Regristasi Customer Order,
i.        No. Regristasi Work Order,
j.        Identifikasi untuk mampu telusur proses.
            Konsep yang saya sampaikan ini biasa disebut dengan “ KANBAN”           dibeberapa perusahaan Jepang. Tidak hanya    informasi diatas, penerapan    sistem Kanban menuntut adanya standarisasi tempat-tempat penyimpanan.
                  Misal, product dalam sebuah Box berisi maksimal 400 pcs, jika order dari   customer  untuk item ini totalnya 1000 pcs, maka           Work   Instruction   Sheet/Kartu kanban terpecah menjadi 3 sheet. Berturut-turut   memiliki quantity 400, 400, 200 pcs/sheet.       Dengan masing-masing sheet memiliki  No. Regrestasi sendiri  ( angka dan barcode), dalam prosesnya,     Shet-sheet ini selalu mengikuti pergerakan produk. Sepintas memang         terlihat boros kertas, tapi melihat akurasi dan kemudahan dalam       processingnya, saya pikir masih jauh lebih besar manfaatnya.

  Kartu Kanban

      5. Melakukan  monitoring terhadap progress di setiap stasiun kerja (work   station). Delay di satu station akan           mempengaruhi  ketepatan waktu        station didepannya. Jika benar-benar ini terjadi, PPIC harus mengambil             langkah-          langkah untuk   melakukan koordinasi dengan bagian-          bagian terkait untuk mendapatkan solusinya.
                  6)      System bersifat Close Loop atau siklus tertutup, untuk setiap Perintah kerja / Work Instruction, progress dan Resultnya           harus dapat      dimonitor  sehingga menjadi  informasi balik  yang akurat untuk seluruh             bagian terkait ( glass wall        management ),  mulai dari Sales, PPIC,          bagian Operation, dan Management.

3.3  Fitur-fitur standar software Krishand Inventory:
  • Berbasis Windows.
  • Multi user, sederhana, dan mudah digunakan.
  • Multi gudang.
  • Mencakup transaksi penerimaan, pengeluaran, retur, transfer antar gudang, dan penyesuaian barang.
  • Fasilitas pencatatan penggunaan barang per pekerjaan ataupun per departemen.
  • Pengelompokan barang berdasarkan group dan sub group barang.
  • Fungsi penomoran otomatis dan fleksibel pada semua pembuatan bukti transaksi.
  • Perhitungan saldo barang dan harga pokok penjualan setiap saat.
Manfaatkan fitur-fitur dari software Krishand dengan biaya yang sudah pasti jauh lebih murah dibandingkan dengan kemudahan dan kepraktisan yang bisa Anda dapatkan.
Beberapa keuntungan yang Anda peroleh dengan menggunakan software Krishand :
  1. Cepat dan Akurat.
Dengan software Krishand, persiapan pelaporan Anda akan terhindar dari kesalahan seperti salah ketik, salah hitung, dsbnya, yang sering terjadi jika dilakukan secara manual.
  1. Praktis
    Anda dapat mencetak langsung formulir pajak (yang telah disesuaikan dengan ketentuan dari kantor pajak) tanpa harus menggunakan blanko formulir pajak.
  2. Review setiap saat.
Memungkinkan Anda untuk mereview dan menampilkan kembali berkas-berkas yang lama tanpa harus mengutak-atik ataupun mencari-cari arsip fisik berkas
  1. Up to Date  
Kami selalu melakukan perubahan pada aplikasi kami mengikuti peraturan terbaru. Membuat kerja Anda lebih efektif, efisien dan hemat waktu.








BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
            Krishand Inventory adalah software stock barang yang dapat digunakan  untuk mengontrol penerimaan dan pengeluaran barang di dalam perusahaan Anda.  Krishand Inventory mencakup transaksi mutasi   barang baik yang berhubungan dengan pihak eksternal maupun pihak internal.
Ada beberapa jenis metode persediaan bahan baku, diantaranya adalah FIFO, LIFO dan AVERAGE. Di PT.Autotech Indonesia           menggunakan metode First In First Out (FIFO), yaitu metode penilaian     persediaan yang menganggap barang yang pertama kali masuk diasumsikan keluar pertama kali pula.
            KRISHAND berfungsi sebagai pengganti pembukuan, karena setiap traksaksi penerimaan atau pengeluaran selalu melewati sistem ini, material apa saja yang masuk atau keluar akan di input ke dalam sistem tersebut. Yang menerima atau mengeluarkan persediaan atau bahan baku akan mendapat bukti “Bukti Penerimaan Barang” sedangkan yang mengeluarkan persediaan untuk produksi (internal) akan mendapatkan “Bukti Pengeluaran Barang” adapun untuk barang yang di kembalikan karena rusak atau di sebut Not Good (NG)yang akan dikembalikan kepada pemasok persediaan bahan baku (supplier) akan diberikan “Bukti Pengembalian Ke Supplier”.

4.2 SARAN
Secara keseluruhan semua proses yang dilakukan pada Autotech Indonesia sudah sangat baik dan mendukung semua aktivitas perusahaan, namun terkadang sering terjadi human error dalam pemasukan data. Akibatnya data yang tercantum pada sistem, berbeda dengan fakta di lapangan. Sehingga diperlukan pelatihan pegawai dalam penggunaan sistem.









           

DAFTAR PUSTAKA
Hartono. Jogiyanto, 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi, Andi: Yogyakarta. Katherine, KS. dan G. Yukie S., 2003. Sistem Informasi Manajemen (SIM II), STIKOM: Suarabaya.
Mcleod, Jr, Sistem Informasi Manajemen, Edisi Ke Tujuh, terjemahan Hendra Teguh, PT Prenhalindo, Jakarta,2001
Joko, S, Manajemen Produksi Dan Operasi (Suatu Pengantar Edisi Revisi), UMM Press, Malang, 2004 
Kadir, A, Dasar Pemograman Web Dinamis Menggunakan PHP, Andi,